Kamis, 22 Maret 2018

PIMPINAN DAN KOMUNIKASI


Pimpinan adalah sebuah jabatan atau istilah panggilan pemegang kekuasaan dalam suatu kelompok organisasi formal maupun nonformal bagi para anggota terpimpin.
Herbert T. mengemukakan bahwa “Komunikasi adalah proses mentrasfer pengetahuan atau makna untuk mencapai tujuan tertentu.”

A.      Pentingnya Komunikasi
Masalah komunikasi ini adalah inherent (melekat) terhadap kebutuhan manusia.  Rasanya tidak mungkin seseorang hidup sempurna tanpa berkomunikasi dengan orang lain.  Semikian pula halnya pada sebuah organisasi bisnis, komunikasi merupakan sumber kehidupannya. Seperti dinyatakan, komunikasi merupakan “Darah sebagai sumber kehidupan” bagi setiap organisasi dan merupakan kunci sukses dalam karir bisnis dan kehidupan pribadi seseorang.  Dikatakannya bahwa komunikasi ini sangat penting, sehingga bila tidak ada komunikasi maka organisasi itu tidak akan berfungsi.  Adapun bentuk organisasi itu, sosial, bisnis, profit atau non profit selalu ada komunikasi antara individu di dalamnya dan antar organisasi saling menukar informasi, ide, rencana, usul, koordinasi untuk membuat keputusan.
Jalur komunikasi internal yaitu komunikasi di dalam organisasi, sangat penting untuk kelancaran jalannya roda organisasi.  Komunikasi internal dapat memotivasi para pegawai di dalam organisasi agar bekerja lebih efisien.  Mereka memerlukan informasi yang tepat, menerima kejelasan tugas dan pengarahan dan mereka juga memerlukan kejelasan tujuan organisasi, prosedur, dan penyelesaian masalah.
Sedangkan komunikasi eksternal diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang-orang lain di luar organisasi, seperrti relasi, langganan, konsumen atau dengan masyarakat pada umumnya.  Komunikasi eksternal ini mempunyai daya jangkau jarak jauh, yang akan membentuk good will (nama baik), dan membentuk imajinasi reputasi baik dihat masyarakat. Reputasi bagi sebuah organisasi dapat berbentuk dengan mengadakan komunikasi secara terus menerus dengan masyarakat, melalui berbagai cara dan kegiatan, seperti promosi di berbagai media, menyebarkan pamphlet dan sebagainya.

B.       Unsur-Unsur Dalam Komunikasi
1. Komunikator (pengirim berita) : Sebagai pengirim berita atau pesan, komunikator harus berusaha mengemukakan hal-hal yang terkandung dalam pikirannya secara jelas kepada pihak yang menerima berita, sehingga komunikan mudah dan cepat untuk memahami dan menaggapinya.
2. Menyampaikan berita : Dalam menyampaikan berita atau pesan, komunikator harus memperhatikan dengan siapa atau kepada siapa pesan itu disampaikan. Penyampaian berita atau pesan sudah harus disesuaikan dengan tingkat pengetahuan dan pengalaman pihak penerima berita.
3.   Berita-berita yang disampaikna : Isi berita atau pesan harus jelas, sehingga apa yang dimaksud oleh pengirim berita dapat diterima oleh pihak penerima berita. Berita atau pesan dapat disampaikan dalam berbagai bentuk, seperti perintah, permintaan, pendapat, saran atau usul, dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan/gambar/kode dan lain-lain.
4.    Komunikan (penerima berita) : Merupakan penerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mengerti isi pesan yang disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada pengirim pesan untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan dimengerti secara sempurna.
5.    Efek (reaksi atau tanggapan) : Efek atau tanggapan yang diberikan oleh pihak penerima berita disebut respon atau umpan balik. Dengan adanya tanggapan dari pihak penerima berita maka komunikator akan dapat mengetahui apakah berita yang dikirim tersebut sampai dan dimengerti atau tidak oleh pihak komunikan. Dengan adanya respon atau feed back  dari pihak komunikan maka akan terjadi proses komunikasi dua arah yang dikenal dengan sebutan “two wayscommunication.” 

C.      Meningkatkan Komunikasi Dalam Organisasi
1.    Strategi Menciptakan Komunikasi Yang Efektif Antar Anggota
Komunikasi yang baik tentunya didukung oleh hubungan sosial yang baik, menurut Dale Carniage, dalam bukunya Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang lain, menyatakan bahwa tak seorang pun yang suka diperintah, penggunaan bahasa tentunya mempengaruhi komunikasi nonverbal antara hubungan manusia, penggunaan pertanyaan lebih baik daripada perintah, memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengerjakan sendiri segala sesuatunya dan membiarkan mereka melakukan pekerjaannya dengan belajar dari kesalahan membuat orang mudah memperbaiki kesalahannya. Teknik seperti itu mampu menyelamatkan rasa bangga seseorang dan memberinya perasaan penting, dan cara itu mendorong semangat kerja sama dan kreativitas setiap individu. Dengan mengajukan pertanyaan, bukan perintah langsung, memberikan rasa keterbukaan antar anggota atau ketua dengan anggota yang saling menghargai sebagai rekan kerja bukan sebagai atasan atau bawahan.
Di dalam komunikasi yang efektif ada sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan bagian dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Setiap  manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim atau organisasi.
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah audible, bagaimana seseorang mampu mendengarkan pesan yang disampaikan dan dapat dimengerti, apabila empati adalah seseorang harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan. Dalam suatu organisasi tentunya banyak informsi yang perlu disampaikan maka dengan menggunakan berbagai media, seperti media elektronik akan membantu efektifitas komunikasi.
Kejelasan atau clarity dalam memberikan informasi tentunya sangat mempengaruh efektifitas berjalannya komunikasi. Ketika suatu informasi disampaikan tidak jelas maka akan menimbulkan berbagai macam penafsiran, atau mungkin akan salah ditafsirkan, dimana ketika seseorang salah menafsirkan informasi disebabkan informasi yang tidak jelas, tentunya akan menghambat jalannya program kerja organisasi tersebut, atau dalam kegiatan yang sedang dilaksanakan. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota organisasi. Karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme anggota organisasi.
Untuk membangun komunikasi yang efektif diperlukan rasa rendah hati (humble), sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Yang pada intinya antara lain, sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First Attitude), sikap menghargai, mau mendengar dan menerima kritik, tidak sombong dan memandang rendah orang lain, berani mengakui kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan penuh pengendalian diri, serta mengutamakan kepentingan yang lebih besar. Apabila setiap anggota organisasi memiliki sikap kerendahan hati, maka pribadinya akan menjadi komunikator yang baik, dimana ia mau mendengar, menghargai, dan menerima kritik. Seorang pemimpin tentunya harus memiliki kerendahan hati, tanpa menggunakan segala kewenangannya atau bersikap egois. Pemimpin yang rendah hati akan menjadi tauladan yang baik bagi para anggotanya. Apabila seorang pemimpin menjadi tauladan bagi anggotanya, maka setiap anggota akan merasa dihargai oleh pemimpinnya, dengan begitu komunikasi antara anggota dengan ketua akan lebih terbuka.
Komunikasi yang efektif didukung oleh ketepatan waktu setiap anggota organisasi dalam menjalankan komunikasi tersebut. Seperti dalam rapat, ketepatan waktu dalam kehadiran setiap anggota akan membantu efektifitas komunikasi. Dalam penerapannya masih banyak anggota yang tidak tepat waktu dalam menghadiri rapat. Maka dengan memberikan reward dan punishment akan membantu meningkatkan kesadaran anggota untuk lebih memperhatikan waktu. Reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi para anggota organisasi. Cara ini bisa meng-asosiasi-kan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya. Sebaliknya punshiment dapat  diartikan sebagai hukuman atau sanksi. Jika reward merupakan bentuk doronngan  yang positif, maka punishment sebagai bentuk dorongan yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

            2.    Strategi Menciptakan Keterbukaan Antar Anggota Organisasi
Organisasi dapat berkembang ketika setiap anggotanya memiliki sikap terbuka antar satu sama lain. Keterbukaan antar anggota organisasi dapat membantu dalam memecahkan masalah-masalah pada organisasi tersebut. Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks dan ramah-tamah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim yang negative menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka. Iklim dapat ditandai dengan gabungan-gabungan yang berberda dari pengaruh komunikasi, seperti perasaan acuh tak acuh, keikutsertaan, bermusuhan, bertahan, pemikiran positif dan negative beberapa hal tersebut memberikan pengaruh terhadap iklim komunikasi. Iklim komunikasi yang positive tentunya membantu para anggota untuk terbuka satu sama lainnya dalam menyampaikan segala masalah baik itu menyangkut masalah organsisai, atau pribadi. Sebaliknya iklim negative akan membuat ketidaknyamanan para anggota organisasi untuk saling terbuka dalam menyampaikan masalah organisasi atau masalah pribadi.
Watak anggota organisasi yang berbeda-beda tentunya mempengaruhi komunikasi dalam organiasi tersebut. Orang yang cenderung verbal dia akan mengutarakan segala masalahnya terhadap rekan kerja atau anggota organisasi, sebaliknya orang yang nonverbal, dia tidak mudah untuk menyampaikan masalahnya baik masalah organisasi atau masalah pribadinya, maka sikap saling pengertian antar anggota sangat diperlukan, dimana anggota yang condong berkomunikasi verbal lebih aktif dalam mengkomunikasikan masalahnya dan melakukan pendekatan secara pribadi kepada anggota yang berkomunikasi secara nonverbal tanpa harus menunggu orang tersebut mengutarakan masalahnya.

Postingan TERBARU

SISTEM CERDAS - Spreading Activation Mobile (SAM)

Spreading Activation Mobile (SAM) adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Cincinnati Children’s Hospital Medical Center untuk ngelacak k...

Postingan POPULER