Spreading Activation Mobile (SAM) adalah
aplikasi yang dikembangkan oleh Cincinnati Children’s Hospital Medical Center
untuk ngelacak kecenderungan bunuh diri seseorang. Aplikasi ini bisa ngerekam
dan ngeanalisis omongan seseorang dan gimana cara dia bicara. Spreading Activation
Mobile (SAM) adalah nama
resmi dari aplikasi yang merekam percakapan dewasa muda dalam sesi konseling
dan menggunakan penelitian John Pestian (direktur laboratorium kedokteran
komputasi di Rumah Sakit Anak Cincinnati) untuk menentukan apakah seorang
pengguna berisiko bunuh diri atau depresi. SAM disebut sebagai alat
kesehatan mental digital.
Karakteristik Sistem Cerdas
1.
Mempunyai satu atau lebih sifat :
a.
Mampu
mengekstrak dan menyimpan pengetahuan
Aplikasi ini akan merekam perbincangan kemudian menganalisis apa yang
diucapkan yang bersangkutan, termasuk bagaimana cara bicara mereka, dengan
menggunakan algoritma tertentu. Petunjuk yang dimaksud antara lain cara tertawa,
mendengus, ataupun mendesah hingga ke nada bicara dan ada tidaknya jeda saat
mereka bicara. Aplikasi ini juga dapat mengenali kosakata yang berbau kemarahan
pada remaja.
b.
Proses
penalaran seperti manusia
Aplikasi ini dilengkapi teknologi pelacak wajah yang dapat mengamati apakah
seseorang lebih sering menundukkan wajahnya atau tidak. Sebab penelitian
mengungkap, remaja dengan kecenderungan bunuh diri lebih sering menundukkan
wajahnya ketimbang yang tidak.
c.
Pembelajaran
dari pengalaman (training)
Program pembelajaran mesin menemukan bahwa remaja yang melakukan bunuh diri
menggunakan lebih banyak kata ganti orang pertama (saya, milik saya) dan
referensi untuk diri mereka sendiri, berbicara lebih banyak dalam bentuk
lampau, dan lebih sedikit kata-kata persetujuan (setuju, oke , iya nih). Remaja
yang bunuh diri juga berbicara atau mengganggu pewawancara mereka lebih sering,
mengambil jeda lagi di antara kata-kata, dan berbicara di nada yang lebih
tinggi.
d.
Berurusan
dengan ekspresi tidak tepat/teliti dari fakta
Pestian juga bereksperimen dengan menggunakan video untuk menilai risiko
bunuh diri, pasien bunuh diri memiliki lebih sedikit "senyum
Duchenne," juga dikenal sebagai senyuman asli, yang melibatkan otot-otot di
sekitar mata.
e.
Menemukan
solusi melalui proses serupa dengan evolusi alam
2.
Tren terkini? Interaksi yang lebih canggih dengan pengguna melalui :
a.
Pemahaman
bahasa alami
Kata-kata yang digunakan orang dapat menunjukkan hal tertentu
tentang proses berpikir. Bahkan detail-detail kecil seperti jeda,
nada, dan nada dapat menjadi pengenal penanda emosional tertentu.
b.
Pengenalan
lisan dan sintesis bicara (speech)
Menggunakan algoritme komputer, ia merekam
percakapan, menganalisis apa yang orang katakan dan bagaimana mereka berbicara. Dengan mengambil berbagai isyarat verbal dan non-verbal
halus, itu benar dapat mengklasifikasikan jika seseorang bunuh diri dengan 93
persen akurasi.
c.
Analisis citra
(image)
Disebut Spreading Activation Mobile, atau SAM, aplikasi (foto)
dapat digunakan untuk merekam sesi konseling. Pada intinya adalah algoritma pembelajaran mesin yang
mengklasifikasikan orang berdasarkan tanggapan mereka. Remaja dengan
kecenderungan bunuh diri lebih sering menundukkan wajahnya ketimbang yang tidak
3.
Kebanyakan sistem cerdas saat ini
berbasis pada :
a.
Sistem pakar berbasis aturan (rule)
b.
Satu atau lebih metodologi dalam soft
computing
Paradigma
Soft Computing (SC)
1.
Dikenal juga sebagai Computational
Intelligence
2.
Tidak seperti komputasi
konvensional, teknik SC :
a.
Dapat
bertoleransi dengan data masukan yang tidak tepat/teliti, tidak lengkap atau
rusak (corrupt)
b.
Memecahkan
masalah tanpa langkah-langka solusi eksplisit (mudah)
Aplikasi ini 'mendengarkan' dan melakukan pemrosesan bahasa alami secara real-time.
Ini mencari pola linguistik dan akustik untuk mengklasifikasikan jika anak itu
berisiko lebih tinggi untuk bunuh diri.
c.
Mempelajari
solusi melalui observasi dan adaptasi berulang
Di antara penanda-penanda lainnya, orang-orang yang ingin bunuh diri
cenderung tidak menggunakan kata "harapan," lebih mungkin untuk
menghela napas, dan lebih kecil kemungkinannya untuk tertawa.
d. Mampu menangani
informan yang dinyatakan dalam terminologi bahasa kurang jelas (samar)
e.
Sampai pada
suatu solusi yang dapat diterima melalui evolusi
Dari indikator non-verbal yang utama, para
peneliti menemukan bahwa pada kelompok non-bunuh diri, yang tidak didiagnosis,
orang cenderung tertawa lebih banyak dan lebih sedikit mendesah dan menunjukkan
rasa sakit dan kemarahan yang kurang emosional.